Sihir merupakan salah satu masalah yang muncul dan terjadi di tengah masyarakat yang kental dengan klenik. Oleh karena itu adalah kewajiban para ulama untuk menjelaskan masalah sihir ini dan bila mana perlu memberikan pelatihan untuk menjaga diri sendiri dan keluarga. Situs ini dikelola Rumah Sehat Thera Afiat-Kelapa Gading dengan pengasuh H. Verri Jaya Priyana Info lebih lanjut : HP 08111 494599. STPT No: 001/2.60.0/31.72.06.1001/-1.779.3/2015.
Minggu, 14 Mei 2017
Jin Khadam
*_Bismillah..._*
*Apa itu Jin Khodam?*
*_Pertanyaan:_*
Saya Ingin bertanya, bagaimana pendapat ustadz/ tentang Khodam ? Apa ada Hukum’y di al-qur’an?
Terimakasih..
*_Jawaban:_*
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Istilah khodam berasal dari kata Khodim [arab: خادم] yang artinya pembantu. *Jin khodam berarti jin pembantu. Orang jawa bilang, prewangan.* Disebut khodam, karena jin ini berinteraksi dengan rekan dekatnya di kalangan manusia, dan sedia untuk membantunya. Sehingga terkadang dia bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh umumnya manusia. Tentu saja, dengan bantuan jin prewangan yang menjadi rekannya.
👹 *Tipikal Pendusta*
Realita tentang jin yang patut kita waspadai adalah *mereka bisa melihat kita, namun kita tidak bisa melihat mereka.* Allah berfirman,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
*“Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka…”*(QS. Al-A’raf: 27)
Dipihak lain, jin memiliki tipikal pendusta. *Dia bisa mengaku ingin menjadi teman manusia, mengaku mau membantu manusia,namun sejatinya dia ingin menipunya.*
Ketika Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ditugasi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga makanan zakat, malam harinya ada jin yang berubah ujud jadi orang remaja dan mencuri. Ketika ditangkap dan hendak dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berusaha memelas dan berjanji tidak akan kembali. Tapi dia dusta, dia tetap kembali, hingga terjadi selama 3 malam. Di malam ketiga, Abu Hurairah tidak memberi ampun dan akan dilaporkan kepada Rasulullah. Setelah diajari bacaan ayat kursi, Abu Hurairah melepaskannya. Pagi harinya, kejadian ini beliau sampaikan kepada Rasulullah, lalu beliau bersabda,
أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ
*Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.”* (HR. Bukhari 2311).
Al-Hafidz Ibnu Hajar ketika menjelaskan kalimat dalam hadis ini, beliau mengatakan
أن الشيطان من شأنه أن يكذب
*“Bahwa setan (dari golongan jin), memiliki hobi berdusta.”* (Fathul Bari, 4/489)
Bisa anda bayangkan, tipikal pendusta, bisa melihat manusia, tapi manusia tidak bisa melihat mereka. Kemudian ada manusia yang bekerja sama dengan mereka. Potensi jin ini untuk menipu manusia yang menjadi rekannya tentu saja sangat besar. *Karena itu, seharusnya makhluk seperti ini dihindari, dijauhi, diwaspadai.* Bukan malah didekati dan diajak kerja sama. Maka sungguh aneh ketika ada orang yang begitu berharap bisa bekerja sama dengan jin.
👺 *Semua Tidak Ada yang Gratis*
Bagi anda yang tinggal di dataran ‘ganas’ ibukota, mungkin istilah ini sangat akrab di telinga anda. Semua butuh duit, semua tidak ada yang gratis. Semua orang rebutan untuk hidup, bila perlu harus saling menipu, saling menguasai.
Jika ini yang terjadi antar-sesama manusia, sangat mungkin terjadi antara jin dan manusia ketika mereka saling melakukan kerja sama.
Kita kembali pada jin khodam.
Orang menyebut jin ini pembantu manusia. Benarkah anggapan ini? Siapa yang sejatinya dibantu, si jin ataukah manusia? Siapa yang sejatinya lebih berkuasa, si jin ataukah manusia?
Tidak ada yang gratis, apalagi ketika berhadapan dengan karakter penipu. Mustahil si jin ini mau membantu secara cuma-cuma. Pasti ada batu dibalik udang. *Jin ini mau membantu, karena manusia mau mengabdi kepada jin.* Sehingga siapa yang sejatinya diuntungkan? Jawabannya si jin. Dia yang lebih berkuasa, sementara manusia selalu bergantung kepada jin.
❤ *Tidak Ada Manusia yang Menguasai Jin, selain Nabi Sulaiman*
Allah kisahkan dalam Al-Quran, salah satu *doa Sulaiman,*
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Sulaiman berdoa: *“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi”.*(QS. Shad: 35)
Salah satu diantara kekuasaan Sulaiman, yang tidak mungkin dimiliki orang lain adalah *bisa mengendalikan dan menguasai jin. Sehingga semua jin menjadi tunduk dan patuh kepada Nabi Sulaiman.*
Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri *tidak mau melangkahi doa Sulaiman ini.* Suatu ketika, pada saat mengimami shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan gerakan yang berbeda di luar kebiasaannya. Pagi harinya, Beliau menceritakan,
إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ الجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ البَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ، فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي المَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ، فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ: رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي فَرَدَّهُ خَاسِئًا
*Sesungguhnya jin ifrit menampakkan diri kepadaku tadi malam, untuk mengganggu shalatku. Kemudian Allah memberikan kemampuan kepadakku untuk memegangnya. Aku ingin untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga pagi harinya kalian semua bisa melihatnya.* Namun saya teringat doa saudaraku Sulaiman: *“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku.”* Kemudian beliau melepaskan jin itu dalam keadaan terhina. (HR. Bukhari 461 & Muslim 541).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mau mengikat jin itu di tiang masjid, karena itu beliau lakukan berarti beliau telah menguasai jin, yang itu menjadi keistimewaan Sulaiman. Karena teringat doa Sulaiman, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melepaskan jin itu, padahal jika beliau mau, beliau mampu.
👻 *Umumnya Terjadi Penyimpangan*
Karena itu, yang umum terjadi adalah penyimpangan bukan kerja sama dengan cara baik-baik. *Bentuk penyimpangannya, manusia melakukan pengabdian dan penghambaan kepada jin, kemudian jin membantunya untuk mewujudkan keinginan manusia.* Jadilah jin bertambah sombong dan manusia bertambah hina dan bergelimang dosa karena melakukan berbagai kesyirikan atas permintaan si jin. Inilah yang diakui oleh jin, sebagaimana yang Allah ceritakan di surat Al-Jin:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقاً
*Bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.*
Dan ketika di hari kiamat, mereka dikumpulkan dan saling menyalahkan. Allah memasukkan mereka semua ke dalam neraka, karena melakukan kerja sama yang diawali dengan kesyirikan,
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Ingatlah hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): *“Hai golongan jin, Sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: “Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya sebahagian daripada Kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan Kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”*. Allah berfirman: *“Neraka Itulah tempat tinggal kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”*. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui. (QS. A-An’am: 128).
Semoga Allah melindungi kita dari tipuan para musuh Allah.
Oleh : *Ustadz Ammi Nur Baits*
Smoga bermanfaat dan membawa berkah....
Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no. 15
Kelapa gading
Jakarta utara
Telp 08111494599
087883171247
Label:
Jakarta Utara,
Jin khadam,
Jin khodam,
jin Khodim,
Kelapa Gading,
Prewangan,
Rukyah,
Rukyah Syariyyah,
Ruqyah,
Ruqyah Syariyyah,
Thabib Verri,
Thera Afiat,
Verri JP MA
Kesurupan Versi Hyonotherapy
Kesurupan dalam pandangan hypnotherapy
*Fenomena "Kesurupan" atau "Kerasukan" di Indonesia Dalam Perspektif Hypnotherapy.*
Bagaimana Caranya Menangani Kesurupan?
Dalam istilah kedokteran kesurupan disebut possession trans atau suatu kondisi trans pemilikan yaitu terdapatnya perubahan tunggal atau episodic keadaan kesadaran sesorang di mana dapat diketahui adanya pergantian identitas pribadi dengan idenditas baru.
Contohnya orang tersebut merasa menjadi orang lain yang hidup ratusan tahun yang lalu atau menyebut dirinya mbah dll. Akibatnya, orang tersebut mempunyai perilaku yang asing dan aneh.
Fenomena "kesurupan" sudah merupakan hal yang tidak asing. Di Indonesia kejadian ini sangat sering terjadi, bahkan kesurupan massal yang melibatkan puluhan orang dan sudah memakan banyak korban.
Gejala yang tampak adalah tatapan mata tajam, kosong lurus kedepan, suaranya berubah menjadi datar tanpa intonasi dan pada tingkatan tertentu, orang yang kerasukan mampu berbuat sesuatu yang tak lazim seperti memakan benda-benda keras, melempar orang yang ada disekitarnya dengan sekali gerakan tangan dan lain sebagainya.
Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan "kesurupan"?
Untuk menjawab ini, orang bisa memakai beberapa sudut pandang. Sekurang-kurangnya ada dua sudut padang, yaitu; perspektif metafisika (red: supranatural) dan perspektif hypnotherapy dalam konteks pemahaman pemikiran bawah sadar.
Pada kesempatan ini, saya membatasi diri akan mencoba memahami fenomena kesurupan ini dalam perspektif hypnotherapy.
*1. KESURUPAN SEBAGAI PRODUK BUDAYA.*
Kesurupan adalah fenomena budaya. Di Nusantara kesurupan adalah fenomena yang dapat dijumpai dari Aceh hingga Papua. Setiap budaya mempunyai penjelasan yang berbeda dan mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyikapi dan menanganinya.
Istilah yang sama untuk "kesurupan" adalah kerasukan, kerawuhan, keranjingan. Kata surup, rasuk, rawuh, ranjing menggambarkan keadaan sesuatu yang berasal dari luar masuk ke dalam dan mengisi ruang dalam.
Psikologi memberikan penjelasan mengenai fenomena kesurupan sebagai :
1) keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya;
2) hysteria , saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya,
3) split personality, saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh "pribadi" yang berbeda. Penjelasan ini seringkali mengalami benturan dengan kenyataan-kenyataan budaya.
Di Bali, "kesurupan" atau "kerawuhan" dipandang sebagai hal netral. Dalam alam budaya Bali, manusia adalah jagat alit (dunia kecil) dan semesta adalah jagat agung.
Insan-insan suci seringkali dipilih oleh roh suci untuk mengkomunikasikan hal yang harus dan tidak boleh dilakukan kepada komunitas di suatu wilayah. Peranan pedanda (tetua agama) di Bali adalah mengalihbahasakan apa yang disampaikan ruh yang surup di diri pelaku kepada komunitas.
Di Jawa, "kesurupan" seringkali diyakini sebagai masuknya roh-roh jahat yang diyakini berada di teritori tertentu yang merasakan bahwa dirinya terganggu oleh pelaku. Ada sejumlah cara yang dilakukan agar sang roh jahat segera keluar dari diri pelaku.
Ada sejumlah sesaji dan ritual yang harus disiapkan agar sang pelaku selanjutnya aman. Dari penjelasan singkat ini, menjadi jelas masing-masing budaya di Indonesia, memiliki penjelasan tersendiri tentang kesurupan ini.
*2. "KESURUPAN" DAN TRANCE, ADA HUBUNGAN?*
Kamus Bahasa Inggris-Indonesia yang disusun oleh Hassan Shadily, John M. Echols.(Gramedia:1988) menyatakan Trance = kesurupan. Bagi orang yang mengetahui budaya-budaya khususnya di Indonesia, tentunya akan berbeda pendapat dengan penyusun kamus ini.
Trance berbeda dengan kesurupan. Dalam fenomena kesurupan, seseorang mengalami keadaan trance akan tetapi tidak setiap keadaan trance adalah kesurupan.
Trance dapat terjadi saat seseorang fokus, relaks, menikmati, larut dan berminat atas sesuatu. Trance bisa terjadi kapan pun mulai anda menikmati membaca tulisan ini, main games, menikmati olahraga atau menari, bermain atau mendengarkan musik.
Fenomena trance mudah dilihat pada saat orang Aceh sedang menarikan Saman atau mendendangkan kisah perang sabil. Saat orang Batak sedang bagondang (berkumpul sambil bernyanyi).
Saat penari piring dari ranah minang asyik menari hingga nyaman berdiri dan menggerakkan kaki di atas tumpukan beling.
Saat para Jawara memainkan debus di Banten, saat Aki-aki dari Garsela (Garut Selatan) ngengklak surak ibra, saat penari jaran kepang tegang dan mengunyah beling
Saat penari Reog Ponorogo tubuhnya kuat membawa topeng macan dengan bulu merak sambil memanggul warok (pendekar Ponorogo).
Saat penari barong di Bali mencabut keris, memejamkan mata dan menusukkan keris ke dadanya, saat penari bugis membakar tubuhnya dengan api, saat penari maluku memainkan bambu gila, dan saat tarian perang dilakukan para pemuda dari papua.
Trance beda dengan "kesurupan". Orang Amerika mengistilahkan kesurupan dengan possession. Kesurupan berbeda dengan trance.
*3. "KESURUPAN" DALAM PERSPEKTIF HYPNOTHERAPY*
Pada dasarnya fenomena "kesurupan" dalam ilmu hypnotherapi adalah suatu kondisi yang biasa saja. Tidak ada yang istimewa.
Yang terjadi pada diri seseorang yang kesurupan, sekali lagi ini dari sudut pandang ilmu hypnotherapi, adalah pada saat itu sebenarnya ia sedang deep trance dan ada satu, dua, atau lebih Ego State atau Part yang aktif dan mengendalikan kesadarannya.
Beberapa hypnotherapist sepakat bahwa kondisi itu bisa diterangkan secara alamiah seperti yang terjadi pada proses hypnosis maupun hypnotherapy.
Keterangannya kurang lebih begini, kondisi hipnosis bisa juga terjadi saat seseorang berada dalam tekanan mental yang melampaui ambang batas toleransi yang diijinkan pikiran bawah sadarnya.
Saat seseorang berada di dalam tekanan mental, mengalami suatu peristiwa dengan muatan emosi negatif yang tinggi, maka pada saat itu hanya ada dua pilihan; fight (lawan) atau flight (lari).
Saat seseorang tegang maka adrenalin akan dipompa masuk ke dalam darah dan menyiapkan fisiknya untuk siap melakukan perlawanan.
Hal ini bisa dirasakan dengan jantung yang berdegup semakin kencang, otot-otot tubuh menjadi kaku, dan seluruh sistem diri siap untuk menghadapi dan mengatasi bahaya atau sesuatu yang dipersepsikan sebagai bahaya.
Bahaya yang saya maksudkan di sini bisa berupa bahaya yang mengancam secara fisik maupun mental. Bila tekanan atau ancaman terlalu besar dan tidak mampu dilawan (fight) maka secara reflek pikiran akan memilih opsi kedua yaitu flight atau lari.
Lari dalam hal ini bisa sungguh-sungguh melarikan diri, mengambil langkah seribu, atau bisa juga "melarikan diri" ke dalam. Saat seseorang lari ke dalam dirinya maka pada saat itu ia masuk ke kondisi trance atau hipnosis.
Seringkali orang bisa masuk ke kondisi deep trance atau bahkan very deep trance.
Dalam sebuah sharingnya, seorang hypnotherapist Indonesia bernama bapak Adi W Gunawan berkisah bahwa ia pernah menangani seorang klien wanita yang saat masih di SMP dan SMA seringkali pingsan. Dan kalau sudah pingsan sadarnya lama sekali.
Berbagai cara sudah dilakukan untuk membangunkan klien ini tapi tidak berhasil. Bahkan sampai dibawa ke orang pintar (red: semacam dukun) dan dibacakan doa tetap nggak bisa bangun atau sadar. Nanti sadarnya terjadi secara tiba-tiba.
Mendengar kisah ini Bapak Adi Gunawan langsung berkata pada klien ini, Sebenarnya anda tidak pingsan. Yang terjadi adalah anda mengalami begitu banyak tekanan mental, baik dari keluarga maupun dari sekolah, yang membuat anda tidak tahan, dan akhirnya anda memutuskan untuk lari dari keadaan ini.
Benar atau tidak?
Benar.
Lho, Pak Adi kok tahu kalau saat itu saya mengalami banyak tekanan? jawab si klien.
Lha iya lah apa yang anda alami ini sebenarnya sesuatu yang sangat alamiah.
Nah, saat anda pingsan anda tetap masih mendengar suara orang di sekitar anda, kan? tanya saya lagi.
"Ya, Pak", jawab klien.
Mengapa anda tidak mau keluar dari kondisi pingsan padahal anda mendengar orang-orang di sekitar anda memanggil-manggil nama anda?" kejar saya.
"Soalnya saat pingsan itu saya merasakan begitu nikmat, tenang, dan perasaan bahagia yang tidak terlukiskan." begitu penjelasan si klien.
Dari kisah singkat ini, bisa diterangkan bahwa klien ini bukannya pingsan tapi ia berada dalam kondisi trance yang sangat-sangat dalam yang dikenal dengan level Esdaile atau Hypnotic Coma.
Saat seseorang masuk ke kondisi ini maka yang ia rasakan adalah suatu perasaan euphoria, bahagia yang luar biasa, tidak terlukiskan, sangat nyaman, dan orang biasanya tidak mau keluar dari kondisi ini.
Inilah yang sebenarnya dialami oleh klien tadi. Jadi ia bukannya pingsan. Karena tidak kuat melawan tekanan mental/psikis, memutuskan untuk flight (lari) dan masuk ke dalam dirinya sendiri, dan trance.
Saat kesurupan ini, yang sebenarnya kondisi deep trance, maka terjadilah abreaction atau keluarnya emosi yang selama ini tertekan (repressed emotion).
*4. TEKNIK HYPNOTHERAPY DALAM THERAPY KESURUPAN.*
Teknik - teknik yang dapat digunakan dalam membantu klien yang mengalami kesurupan sebenarnya cukup rasional dan siapa saja bisa mempraktekkannya.
Beberapa hal yang dapat kita pelajari sebagai pedoman praktis:
Seorang terapist harus senantiasa mengontrol perhatian dan pikiran klien. Sehingga jangan sampai pikiran klien kosong atau dibiarkan berkelana semau klien sendiri.
Sebagai contoh, beberapa kali harus katakan : Anda senantiasa mendengar suara saya dan musik ini.
Semakin anda mendengarkan musik ini, semakin membuat tidur anda semakin dalam.
Pilihan kata-kata terapist juga harus tepat, sehingga tidak menjerumuskan klien untuk membayangkan atau melamun tanpa kontrol dari terapist.
Terapist sebaiknya tidak meminta klien untuk membayangkan sosok seseorang yang sudah meninggal.
Karena kadang mengakibatkan ia berimajinasi berkomunikasi dengan orang tersebut, dan merasa ia telah dimasukinya.
Kondisi hypnosis adalah kondisi relaks dan fokus dan bukan kondisi pikiran yang kosong. Sehingga, jangan pernah meminta klien untuk mengosongkan pikiran.
Namun biasanya bisa digunakan, istirahatkan pikiran Anda...
Terapist juga harus tahu, apakah klien tersebut pura-pura kesurupan, atau memang ada gangguan jiwa / psikologis.
Perlunya memberi edukasi pada orang orang yang ada disekitar untuk tidak meyakini mitos-mitos yang ada disekitar tentang hantu, jin atau setan.
Karena berangkat dari keyakinan dan kepercayaannyalah yang membuat pikiran bawah sadarnya untuk masuk dalam kondisi kesurupan.
Dalam menangani klien yang kesurupan, sebaiknya dilakukan secara terpisah dan jangan dikerumuni. Bahkan jika ada orang lain terutama perempuan, sebaiknya diminta menjauh dari tempat tersebut.
*Adakah cara simple menangani kerasukan atau kesurupan?*
Gampang, pahami prinsipnya dan anda akan menjadi Orang Sakti yang mampu membereskan Kerasukan/kesurupan, baik yang satu satu maupun massal.
1. Orang kerasukan dan teriak teriak jangan dipegangi.
Biarkan saja. Itu cara tubuhnya untuk melepaskan stres hebat yang dialaminya. Lama lama dia bakalan lemas sendiri dan pulih kembali. Cukup perhatikan dari jauh dan santai saja. Lagipula, dipegangi begitu akan membuat tangannya bengkak dan anda beresiko dihajar olehnya. Biarkan saja.
2. Sekali lagi .... Jangan mengerumuni orang yang kerasukan/kesurupan.
Itu akan membuatnya semakin menggila dan tujuan pikiran bawah sadarnya tercapai. Usir orang yang berkerumun dan tangani secara pribadi.
3. Doakan yang kerasukan / kesurupan hatinya tenang. Hati yang tenang akan secara perlahan membuatnya damai dan normal kembali.
4. Jika terjadi secara massal.
Kumpulkan mereka disatu tempat dan katakan 'Selamat bagi anda yang sedang melepaskan stres, kami persilakan anda semua melepaskan stres sebebas bebasnya dan sehebat hebatnya.
Semoga dengan ini anda lebih bahagia dan silakan kembali ke kelas (kalau di sekolah, sesuaikan saja dengan kondisi lapangan) kalau anda semua sudah selesai. TERIMA KASIH.
Pakai Mikrofon kalau ada, biar kedengaran semua atau suara anda dikeraskan saja.
Lakukan dengan penuh Percaya Diri dan mereka pun akan ciut nyalinya dan perlahan perlahan akan terdiam. Asik kan? hehehe....
5. Jika kerasukan/kesurupan terjadi dalam sebuah konser musik atau adat budaya yang menggunakan musik, HENTIKAN MUSIKnya. Beberapa jenis musik bisa membuat orang TRANCE terlalu dalam dan tak bisa menghentikan tariannya sendiri.
Kuda Lumping juga nggak bakalan jalan kalau musiknya nggak ada. Peran musik adalah sebagai pemicu Trance dan menyebabkan fenomena tersebut terjadi.
6. Pijat jempol kakinya dengan tekanan yang dalam. Ini berfungsi menyadarkan dan mengaktifkan kembali syaraf otaknya.
Semoga bermanfaat!
Write by mmih
Http://theraafiat.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)