Sihir merupakan salah satu masalah yang muncul dan terjadi di tengah masyarakat yang kental dengan klenik. Oleh karena itu adalah kewajiban para ulama untuk menjelaskan masalah sihir ini dan bila mana perlu memberikan pelatihan untuk menjaga diri sendiri dan keluarga. Situs ini dikelola Rumah Sehat Thera Afiat-Kelapa Gading dengan pengasuh H. Verri Jaya Priyana Info lebih lanjut : HP 08111 494599. STPT No: 001/2.60.0/31.72.06.1001/-1.779.3/2015.
Selasa, 24 Juli 2018
Ain karena melihat Foto dan Video
Penyakit 'Ain Melalui Foto dan Video
Hendaknya kita berhati-hati men-share foto atau video kita, keluarga kita atau anak kita di sosial media, karena penyakit 'Ain bisa terjadi melalui foto ataupun video. Meskipun tidak pasti setiap foto yang di-share terkena 'ain tetapi lebih baik kita berhati-hati, karena sosial media akan dilihat oleh banyak orang
.
Penyakit ‘ ain (bukan penyakit medis) adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.
.
Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ ain adalah nyata dan ada [2]
.
Contoh kasus:
.
-Foto anak yang lucu dan imut diposting di sosial media, kemudian bisa saja terkena 'ain. Anak tersebut tiba-tiba sakit, nangis terus dan tidak berhenti, padahal sudah diperiksakan ke dokter dan tidak ada penyakit
.
Penyakit 'ain bisa muncul meskipun mata pelakunya tidak berniat membahayakannya (ia takjub dan kagum)
.
Bisa melalui gambar atau video
.
Ibnul Qayyim menjelaskan,
.
”Jiwa orang yang menjadi penyebab 'ain bisa saja menimbulkan penyakit 'ain tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit 'ain, meskipun dia tidak melihatnya”[3]
.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,
.
“Jelaslah bahwa penyebab 'ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi, atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ain.
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar